Jika kita pernah mendengar istilah Mensana In Corpore Sano atau didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat maka di postingan ini akan kita kupas tuntas apa benar di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat atau didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, intinya adalah korelasi antara kesehatan fisik dengan kesehatan jiwa, kita akan membedah dengan beberapa kejadian yang ada dan terjadi disekitar kita sehingga kasus yang dibedah lebih aplikatif.
Pertama, Dalam tubuh yang sehat maka terdapat pemikiran yang jernih, pada beberapa pemimpin perusahaan papan atas yang CEO nya tidak mampu lagi melakukan olah raga tetapi hanya melakukan aktivitas meditasi, dan aktivitas spiritual justru memiliki jiwa yang lebih sehat dibandingkan dengan beberapa orang yang justru rutin melakukan olahraga, lihatlah perkelahian antar pemain sepakbola, perkelahian pada pertandingan olah raga yang memperagakan Body Contact. Mereka adalah orang - orang dengan fisik kuat dan sehat karena rutin melakukan olah raga.
Kedua, Para rohaniwan dan beberapa pemimpin atau pemuka agama sangat minim memiliki waktu untuk melakukan olah raga atau berbagai aktivitas untuk mendukung kesehatan fisik tetapi secara mental dan kejiwaan mereka sangat - sangat sehat, mereka sehat karena hati mereka putih, karena hati mereka bersih dari noda dan dosa, karena hati mereka terlalu halus untuk menyakiti sesama baik dengan ucapan, tutur kata maupun dengan perbuatan.
Ketiga, lihatlah anak kecil yang masih polos dan belum memiliki dendam, lihatlah anak kecil yang masih putih bersih dan belum mengenal kata kebencian atau kemarahan. Kebahagiaan meliputi mereka, kebahagiaan dan senyuman menjadi dunia mereka, anak kecil tidak mengenal tentang Ego Mechanisme Defence tapi mereka mampu memaafkan kesalahan orang lain seringan terbangnya kapas ditiup sang angin.
Keempat, kemungkinan ini contoh terakhir mengapa manusia menyukai binatang peliharaan? karena mereka membutuhkan teman, yang akan menghibur mereka, yang akan menemani mereka ketika mereka sedang berduka, yang akan menemani mereka ketika mereka sedang ditimpa kemalangan, pernahkah sang Binatang Peliharaan mengeluh terhadap Tuannya? Tidak pernah..
Apa inti dari empat pelajaran diatas? bahwa kebahagiaan, kesenangan hidup tidak memiliki korelasi dengan keadaan fisik, meskipun sedang sakit jika hati kita gembira maka kita akan tetap bahagia, meski sakit ketika persepsi tentang sakit di bentuk dengan benar di pikiran maka justru akan menjadi sebuah sumber rasa syukur kepada sang pencipta. Kebahagiaan atau mental dan jiwa yang sehat terbentuk dari hati yang bersih, hati yang tidak ternoda oleh kemarahan dan kebencian, hati yang tidak ternoda oleh dendam, sehingga mampu mengontrol pikiran untuk berpikir yang baik tentang diri sendiri, tentang orang lain bahkan berprasangka baik terhadap sang pencipta..jika ingin sehat secara mental maka bersihkan hati dari sedih, marah, kecewa, kesal, dendam, kebencian dll karena setelah semua itu sirna dari hati dan perasaan kita maka kebahagiaan akan melingkupi kita dalam jangka waktu lama.
Semoga renungan diatas membuat semua pikiran dan hati terbuka, semua tangan terbuka dan perduli dengan orang lain, hanya dengan perduli dan memberi maka kebahagiaan kita tidak akan pernah ada habisnya...jangan pernah sendirian kecuali sedang beribadah kepada sang pencipta.
Pertama, Dalam tubuh yang sehat maka terdapat pemikiran yang jernih, pada beberapa pemimpin perusahaan papan atas yang CEO nya tidak mampu lagi melakukan olah raga tetapi hanya melakukan aktivitas meditasi, dan aktivitas spiritual justru memiliki jiwa yang lebih sehat dibandingkan dengan beberapa orang yang justru rutin melakukan olahraga, lihatlah perkelahian antar pemain sepakbola, perkelahian pada pertandingan olah raga yang memperagakan Body Contact. Mereka adalah orang - orang dengan fisik kuat dan sehat karena rutin melakukan olah raga.
Kedua, Para rohaniwan dan beberapa pemimpin atau pemuka agama sangat minim memiliki waktu untuk melakukan olah raga atau berbagai aktivitas untuk mendukung kesehatan fisik tetapi secara mental dan kejiwaan mereka sangat - sangat sehat, mereka sehat karena hati mereka putih, karena hati mereka bersih dari noda dan dosa, karena hati mereka terlalu halus untuk menyakiti sesama baik dengan ucapan, tutur kata maupun dengan perbuatan.
Ketiga, lihatlah anak kecil yang masih polos dan belum memiliki dendam, lihatlah anak kecil yang masih putih bersih dan belum mengenal kata kebencian atau kemarahan. Kebahagiaan meliputi mereka, kebahagiaan dan senyuman menjadi dunia mereka, anak kecil tidak mengenal tentang Ego Mechanisme Defence tapi mereka mampu memaafkan kesalahan orang lain seringan terbangnya kapas ditiup sang angin.
Keempat, kemungkinan ini contoh terakhir mengapa manusia menyukai binatang peliharaan? karena mereka membutuhkan teman, yang akan menghibur mereka, yang akan menemani mereka ketika mereka sedang berduka, yang akan menemani mereka ketika mereka sedang ditimpa kemalangan, pernahkah sang Binatang Peliharaan mengeluh terhadap Tuannya? Tidak pernah..
Apa inti dari empat pelajaran diatas? bahwa kebahagiaan, kesenangan hidup tidak memiliki korelasi dengan keadaan fisik, meskipun sedang sakit jika hati kita gembira maka kita akan tetap bahagia, meski sakit ketika persepsi tentang sakit di bentuk dengan benar di pikiran maka justru akan menjadi sebuah sumber rasa syukur kepada sang pencipta. Kebahagiaan atau mental dan jiwa yang sehat terbentuk dari hati yang bersih, hati yang tidak ternoda oleh kemarahan dan kebencian, hati yang tidak ternoda oleh dendam, sehingga mampu mengontrol pikiran untuk berpikir yang baik tentang diri sendiri, tentang orang lain bahkan berprasangka baik terhadap sang pencipta..jika ingin sehat secara mental maka bersihkan hati dari sedih, marah, kecewa, kesal, dendam, kebencian dll karena setelah semua itu sirna dari hati dan perasaan kita maka kebahagiaan akan melingkupi kita dalam jangka waktu lama.
Semoga renungan diatas membuat semua pikiran dan hati terbuka, semua tangan terbuka dan perduli dengan orang lain, hanya dengan perduli dan memberi maka kebahagiaan kita tidak akan pernah ada habisnya...jangan pernah sendirian kecuali sedang beribadah kepada sang pencipta.
You might also like:
1 komentar:
“Orandum est us sit, Mens sana in corpore sano.”
Post a Comment
Jika anda merasa tersesat di blog ini, mohon beri komentar sebagai perbaikan kualitas postingan.
Link ke posting ini
Create a Link